ArchitecTour 2014 ini dilaksanakan pada tangal 2-8 November 2014,yang di ikuti oleh 28 mahasiswa dan 2 dosen pendamping serta ada tamu istimewa yang berasal dari Belgia dan Argentina. Bali dan Lombok menjadi sasaran objek observasi atau kunjungan kerja. Alasan memilih Bali dan Lombok adalah kedua Provinsi tersebut masih mempertahankan Arsitektur Nusantara, namun disisi lain pulau yang sangat berdekatan ini sangat berbeda jauh dari segi arsitekturnya, agama maupun adat istiadatnya.
Pada hari pertama atau hari pemberangkatan dibuka oleh Sekjur T. Sipil Unnes
Bapak Diharto, kemudian dilanjutkan oleh Kaprodi T. Arsitektur Unnes
Bapak Bambang. Perjalanan menuju Bali sendiri memakan waktu hampir 12
jam lamanya. Hari kedua melakukan Kunjungan ke Objek KKL Novotel Tanjung
Benoa Bali. Novotel Tanjung Benoa merupakan resort bintang 4,5 yang
masih mengadopsi langgam Arsitektur Bali, ini terbukti dengan bentuk
atap serta bahan yang masih dipakai untuk penutup atap tersebut.
Setelah itu menuju ke GWK (Garuda Wisnu Kencana) yang merupakan kawasan Konservasi yang sangat tinggi kunjungan wisatawanya. Selain Kunjungan ke objek KKL tersebut tidak lupa kami menyegarkan diri ke pantai Tanjung Benoa dan Pantai Kuta untuk menikmati sunset.
Pada Kujungan hari ketiga menuju ke Studio Popo Danes, Popo Danes merupakan Arsitek yang sudah diperhitungkan di Indonesia. Dengan keramah tamahan karyawannya kami dijelaskan mengenai karya-karya yang dihasilkan serta ilmu tambahan tentang pembuatan maket. Selanjutnya kami mengujungi Universitas Udayana Bali yang sudah mempunyai Jurusan Arsitektur hampir 58 tahun yang lalu. Kami dijelaskan mengenai Arsitektur tradisional bali serta beberapa Perda yang mengatur Bangunan Gedung di Bali.
Objek KKL yang ke 4 merupakan sebuah sekolah international dengan konsep Green Architecture yakni Green School Bali. Green School merupakan sekolah yang dibangun hampir 90% seluruh gedungnya terbuat dari bambu, dan sekolah ini mendapat penghargaan Aga Khan Award. Sisi lain dari sekolah ini material yang digunakan merupakan material bekas, seperti bekas kaca mobil untuk skylight, seng bekas untuk penutup dapur, dll. Yang menariknya adalah Green School sudah menerapkan sistem panel surya serta sistem air minum mandiri untuk kebutuhan sekolah tersebut. Tidak dipungkiri desain yang menakjubkan oleh PT. Bambu ini memanjakan mata kami.
Objek KKL yang terakhir di Bali adalah desa adat Tenganan. Tenganan Pegringsingan, sebuah desa adat di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Desa adat ini sudah berdiri sejak sejak abad ke XIV yang masih murni tata letak serta bentuk bangunannya. Arsitektur di desa ini timbul karena agama, perletakan ruangan yang sudah ditentukan, bentuk atap serta tiang yang sudah ada syaratnya merupakan keunikan dari segi arsitektur di desa ini.
Sekian dulu dari kami, tunggu untuk session lombok...