Friday, March 6, 2015

ArchitecTour 2014 Jelajah Arsitektur Nusantara Bali-Lombok (Lombok)

Posted by Unknown On 1:37 AM

Perjalanan jelajah arsitektur nusantara kembali kami lanjutkan ke pulau ke-2 yaitu Lombok. Setelah melewati perjalanan laut yang cukup memakan waktu, yaitu sekitar empat jam berada di kapal akhirnya sampai juga di pelabuhan Lembar, Lombok. Sesampainya di pulau Lombok, rombongan langsung menuju ke Bukit Senggi Hotel untuk istirahat. Pagi harinya perjalanan baru dimulai menuju obyek kunjungan KKL di Lombok yang pertama yaitu Villa Ombak yang letaknya berada di Gili Trawangan. Sepanjang perjalanan menuju Gili Trawangan, kami disuguhkan dengan pemadangan alam yang luar biasa menakjubkan, hamparan perbukitan hijau yang melandai disambut putihnya pasir pantai dan jernihnya air laut berwarna biru-kehijauan. Sungguh pemandangan yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Setelah perjalan darat yang melewati jalan berkelok-kelok dengan dimanjakan pemandangan alamnya, dilanjutkan dengan perjalanan laut menggunakan speed boat untuk menuju ke Gili Trawangan. Gili Trawangan merupakan pulau (gili) terbesar dari tiga pulau yang berada di barat laut pulau Lombok. Pada pulau ini kami mengunjungi Hotel Villa Ombak yang merupakan hotel pertama di Gili Trawangan dan sekelas hotel bintang empat.
Dengan mengusung konsep arsitektur vernacular yang diadaptasi dari local genius, yaitu rumah tradisional suku sasak yang dikemas dalam nuansa yang lebih modern namun tetap menganut prinsip-prinsip arsitektur tropis.  Ciri khas utamanya adalah bentuk atap sasak khas arsitektur Lombok, namun materialnya sudah menggunakan sirap tidak lagi menggunakan ilalang sebagimana aslinya. Hal ini dikarenakan adaptasi terhadap cuaca yang cukup ekstrim di Pulau Trawanagan. Salah-satu tantangan besar yang harus dihadapi villa ombak selain cuaca adalah terjadinya korosi  pada material bangunan, sehingga pemilihan material lebih banyak menggunakan material dari kayu. Fasilitas kamar yang disediakan hotel ini memiliki berbagai jenis dengan menawarkan konsep dan tipe bangunan yang berbeda.

Selepas menikmati keindahan arsitektural villa ombak, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri koridor jalan disepanjang pantai yang suasananya tidak lagi terasa seperti di Indonesia. Selain memang lebih banyak pengunjung manca negara dibandingkan domestik, juga kurangnya perhatian terhadap penataan ruang yang mampu memberikan kesan Indonesia dengan menghadirkan arsitektur tradisional Lombok. Selain menikmati keindahan pulau Trawangan, kami juga mencoba menikmati keindahan bawah lautnya dengan bersnorkeling di sekitar laut GiLi Trawangan.
Kembalinya ke pulau Lombok perjalanan dilanjutkan menuju salah satu Desa Adat Lombok, yaitu Desa Sade. Meskipun waktu kunjungan kami pada malam hari, namun tidak mengurangi antusias teman-teman untuk menggali nilai-nilai arsitektur yang ada pada Desa Sade ini. Sesampainya disana kami langsung disambut dengan suguhan arsitektur khas Lombok, yaitu rumah dengan atap sasak yang terbuat dari ilalang. Serta berbagai kerajinan tangan yang dibuat oleh penduduk setempat, yang paling terkenal adalah kain songketnya yang pengolahannya masih tradisional dengan menggunakan pewarna alami.
  

Desa Sade merupakan salah satu desa adat di Lombok yang masih mempertahankan arsitektur tradisionalnya, meskipun ada sebagian yang berubah seperti pada beberapa rumah yang lantainya tidak lagi menggunakan campuran tanah dan sekam namun sudah mengunakan campuran semen. Namun tradisi mengepel lantai dengan kotoran kerbau masih tetap terjaga dan terus berlangsung. Beruntung kami berkesempatan untuk masuk disalah-satu rumah yang merupakan rumah tertua di Desa Sade yang masih asli material bangunannya. Sayangnya karena waktu kunjungan kami pada malam hari, sehingga tidak dapat melihat langsung proses pengepelan lantai dengan kotoran kerbau. Setelah puas berkeliling desa perjalanan kembali dilanjutkan menuju pulau Bali untuk singgah dibeberapa pusat oleh-oleh, dan dilanjutkan kembali ke kampus tercinta.Nah, ditengah maraknya lagam arsitektur barat yang sekarang menjamur di Indonesia, masih banyak kekayaan arsitektur nusantara kita yang dapat kita gali nilai-nilai kearifan lokalnya, yang tetap mempertahankan tradisi dan mampu bertahan di iklim tropis Indonesia sekarang ini. Semoga perjalanan KKL Jelajah Arsitektur Nusantara Bali-Lombok ini mampu menginspirasi dan memotivasi teman-teman lainnya untuk berjelajah kekayaan arsitektur Indonesia lainnya.


Untuk lebih lengkapnya, nantikan Pemaparan dan Pameran  KKL Arsitektur Unnes angkatan 2011, segera..